Minggu, 24 Oktober 2010

Bab 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional dan derasnya modal asingyang masuk di Negara yang sedang bekembang khususnya Indonesia.
Sebenarnya pertanyaan apakah kehadiran investasi asing, khususnya investasi langsung, umum disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) di suatu negara menguntungkan negara tersebut, khususnya dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tidak perlu dipertanyakan lagi. Banyak bukti empiris seperti pengalaman-pengalaman di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, China, dan banyak lagi negara lainnya yang menunjukkan bahwa kehadiran PMA memberi banyak hal positif terhadap perekonomian dari negara tuan rumah. Untuk kasus Indonesia, bukti paling nyata adalah semasa pemerintahan Orde Baru. Tidak mungkin ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali dari kehancuran yang dibuat oleh pemerintahan Orde Lama dan bisa mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun selama periode 1980-an kalau tidak ada PMA. Tentu banyak faktor lain yang juga berperan sebagai sumber pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan pemerintah Orde Baru untuk membangun ekonomi nasional saat itu yang tercerminkan oleh adanya Repelita dan stabilitas politik dan sosial. Literatur teori juga memberi argumen yang kuat bahwa ada suatu korelasi positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di negara penerima.
Sekarang pertanyaannya, dalam era globalisasi ekonomi dunia dan persaingan yang semakin ketat tidak hanya dalam perdagangan namun juga dalam investasi internasional saat ini, Indonesia masih menarik bagi investasi asing? Atau apa daya tarik Indonesia relatif dibandingkan negara-negara lain untuk menarik investasi asing?
Rumusan masalah
1. Manfaat perdagangan internasional
2. Kebaikan dan keburukan globalisasi
3. Arus infestasi asing (PMA)

Tujuan :
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan mkalah in adalah untuk mengetahui manfaat perdagangan internasional,dampak globalisasi,dan penanaman modal asing

Manfaat :
1. bagi penulis adalah sebagai bentuk partisipasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia
2. bagi pemerintah dapat di jadikan pijakan dalam pengambilan keputusan
3. bagi masyarakat sebagai bahan bacaan untuk pengembangan wawasan



























Bab 2 PEMBAHASAN

1. Teori Perdagangan Internasional
Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.
Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.
Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.

Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.

Manfaat perdagangan internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.

Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional
Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan arif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.


2 Globalisasi

Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
[sunting] Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.


Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia
Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
[sunting] Teori globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Kebaikan globalisasi ekonomi
• Produksi global dapat ditingkatkan.Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
• Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara.Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
• Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
• Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baikModal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
• Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomiPembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut. [sunting]

Keburukan globalisasi ekonomi
• Menghambat pertumbuhan sektor industri.Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
• Memperburuk neraca pembayaran.Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat
• buruk terhadap neraca pembayaran. Sektor keuangan semakin tidak stabil Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
• memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. [sunting] Globalisasi kebudayaan Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan. [sunting] Kebaikan globalisasi ekonomi
• Produksi global dapat ditingkatkan Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
• Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
• Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
• Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
• Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Keburukan globalisasi ekonomi
• Menghambat pertumbuhan sektor industri Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
• Memperburuk neraca pembayaran.Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
• Sektor keuangan semakin tidak stabil. Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
• memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.


3 Aliran Modal Asing (PMA)

II. Hubungan Positif antara PMA dan Pertumbuhan Ekonomi
Secara teori, PMA berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi pada khususnya di negara tuan rumah lewat beberapa jalur (Gambar 1)
. Pertama, lewat pembangunan pabrik-pabrik baru (PP) yang berarti juga penambahan output atau produk domestic bruto (PDB), total ekspor (X) dan kesempatan kerja (KK). Ini adalah suatu dampak langsung. Pertumbuhan X berarti penambahan cadangan devisa (CD) yang selanjutnya peningkatan kemampuan dari negara penerima untuk membayar utang luar negeri (ULN) dan impor (M).
Kedua, masih dari sisi suplai, namun sifatnya tidak langsung, adalah sebagai berikut: adanya PP baru berarti ada penambahan permintaan di dalam negeri terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, bahan baku dan input-input lainnya. Jika permintaan antara ini sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor lain (SSL) di dalam negeri (tidak ada yang diimpor), maka dengan sendirinya efek positif dari keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati oleh sektor-sektor domestik lainnya; jadi output di SSL tersebut mengalami pertumbuhan. Ini berarti telah terjadi suatu efek penggandaan dari keberadaan PMA terhadap output agregat di negara penerima. Dalam kata lain, semakin besar komponen M dari sebuah proyek PMA, atau semakin besar ”kebocoran” dari keterkaitan produksi antara PMA dengan ekonomi dome stik, semakin kecil efek penggandaan tersebut.

Ketiga, peningkatan kesempatan kerja akibat adanya pabrik-pabrik baru tersebut berdampak positif terhadap ekonomi dome stik lewat sisi permintaan: peningkatan kesempatan kerja menambah kemampuan belanja masyarakat dan selanjutnya meningkatkan permintaan di pasar dalam negeri. Sama seperti kasus








sebelumnya, jika penambahan permintaan konsumsi tersebut tidak serta merta menambah impor, maka efek positifnya terhadap pertumbuhan output di sektor-sektor domestik sepenuhnya terserap. Sebaliknya, jika ekstra permintaan konsumsi tersebut adalah dalam bentuk peningkatan impor, maka efenya nihil. Bahkan jika pertumbuhan impor lebih pesat daripada pertumbuhan ekspor yang disebabkan oleh adanya PMA, maka terjadi defisit neraca perdagangan. Ini berarti kehadiran PMA memberi lebih banyak dampak negatif daripada dampak positif terhadap negara tuan rumah.
Keempat, peran PMA sebagai sumber penting peralihan teknologi dan knowledge lainnya. Peran ini bisa lewat dua jalur utama. Pertama, lewat pekerja-pekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan PMA. Saat pekerja-pekerja tersebut pindah ke perusahaan-perusahaan dome stik, maka mereka membawa pengetahuan atau keahlian baru dari perusahaan PMA ke perusahaan domestik. Kedua, lewat keterkaitan produksi atau subcontracting antara PMA dan perusahaan-perusahaan lokal, termasuk usaha kecil dan menengah,

Kamis, 21 Oktober 2010

FILSAFAT DAN SEJARAH ISLAM

FILSAFAT DAN SEJARAH ISLAM
Definisi Filsafat islam dan Sejarahnya Ahlus Sunnah wal Jamaah selalu bersikap adil walaupun terhadap musuhnya. Salah satu sikap adil yang ada pada mereka ialah tidak menghukumi satu permasalahan kecuali dengan data dan hujjah. Data yang dimaksud di sini ialah bukti-bukti lahir dan berita yang shadiq (jujur), atau tsiqah (terpecaya). Atas dasar data inilah kemudian diadakan penilaian dengan hujah (dalil Al Qur'an dan Al Hadits). Dalam rangka mengikuti jejak Ahlus Sunnah Wal Jamaah ini kita perlu tahu apa itu filsafat menurut para ahli filsafat dan juga menurut Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dan untuk melengkapi data tersebut harus pula kita ketahui sejarah filsafat ini. Dalam hal definisi filsafat, Ibnu Qayim rahimahullah menerangkan : "Makna filsafat itu ialah kecintaan kepada hikmah dan filosof arti asalnya ialah pecinta hikmah, berasal dari kata fila artinya pecinta. Dan kata sofa artinya hikmah." (Ighatsatul Lahafa Ibnu Qayim, jilid 2 hal. 668) Selanjutnya beliau menerangkan : "Sesungguhnya kaum filosof itu secara tematik artinya ialah siapa saja yang mencintai hikmah dan lebih mengutamakannya. Dan akhirnya jadilah ia dalam pengertian orang banyak sebagai nama yang khusus bagi siapa saja yang keluar dari agama para Nabi dan tidak berpendapat kecuali dengan segala sesuatu yang mencocoki akal pikiran mereka. Dan lebih khusus lagi dari pengertian ini ialah sebagaimana menurut pengertian orang-orang belakangan bahwa kaum filosof itu ialah para pengikut pemahaman Aristoteles, khususnya para pengikut teori evolusi. Yaitu aliran yang telah disajikan pemahamannya dengan ringkas dan jelas oleh Ibnu Sina dan dibela dengan kuat olehnya. Dan pemahaman inilah yang dikenal oleh para ahli ilmu kalam belakangan dan tidak dikenal pemahaman ini selain oleh mereka. Mereka ini adalah aliran yang ganjil di kalangan berbagai alian filsafat, teori-teori mereka asing di hadapan berbagai teori kaum filosof yang lainnya, sehingga dikatakan bahwasannya tidak ada dari kalangan filosof yang berpendapat bahwa berbagai planet ini tidak berpemulaan (yakni tidak ada yang menciptakan, pent.) kecuali Aristoteles dan para pengikutnya, dan dia adalah sebagaimana diketahui adalah orang yang pertama kali berpendapat bahwa alam ini tidak berpemulaan.
Sedangkan tokoh-tokoh filsafat sebelumnya berpendapat bahwa alam ini berpemulaan (yakni asalanya tidak ada kemudian ada, pent.). Mereka juga meyakini adanya pencipta yang berbeda dari alam ini dan pencipta itu berada di atas alam ini dan di atas langit dengan Dzat-Nya, sebagaimana hal ini diceritakan oleh orang-orang yang paling tahu berbagai teori kaum filosof di jamannya ialah Abdul Wahid bin Rusydin dalam kitabnya Manahijul Adillah." Kemudian Ibnu Qayim rahimahullah menerangkan lebih lanjut tentang siapa Aristoteles ini : "Dia adalah seorang musyrik penyembah berhala dan berbagai teorinya tentang ketuhanan salah semua dari awal sampai akhirnya. Sesungguhnya segenap teorinya ini telah dibantah oleh berbagai kelompok yang ada di kalangan kaum Muslimin, bahkan Jahmiyah, Mu'tazilah, Qadariyah, Rafidlah dan filosof Islam mengingkari berbagai teori Aristoteles tersebut dan memang teorinya tentang ketuhanan menggelikan orang-orang yang berakal. Ia mengingkari keyakinan bahwa Allah mengetahui segala yang ada dan dia meyakini demikian beralasan dengan pemahamannya bahwa Allah mengetahui sesuatu berarti Dia sempurna dengan pengetahuan-Nya dan tidak sempurna pada Dzat-Nya dan berarti pula Dia akan ditimpa capek dan penat dalam mencapai berbagai pengetahuan itu. Demikianlah ujung pemikiran penggagas dan guru besar teori ini. Hal ini telah diceritakan oleh Abdul Barkat dan beliau telah dengan kuat membantah dan menggugurkan berbagai argumentasi Aristo ini. Maka sesungguhnya hakikat yang diyakini oleh penggagas pemikiran ini dan para pengikutnya ialah : Kufur (pengingkaran) kepada Allah Ta'ala, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan hari akhirat. Dan para pengikutnya dari kalangan atheis menempuh jalan pikirannya yaitu orang-orang yang berkedok sebagai pengikut Rasul.
Aristoteles adalah peletak dasar pertama berbagai pemikiran atheisme yang datang sesudahnya. Para pengikutnya mengagungkannya lebih daripada pengagungan yang diberikan kepada para Nabi dan mereka berpandangan bahwa apa yang datang dari para Nabi harus diuji kebenarannya dengan omongan Aristoteles, maka bila omongan para Nabi itu mencocoki omongan Aristo, mereka pun menerimanya dan apa yang menyelisishi omongannya ditolaklah omongan
para Nabi tersebut. Mereka menamai Aristoteles esbagai penggagas atau guru pertama karena dialah orang pertama yang meletakkan teori-teori mantiq. Aristoteles dan pengikutnya beranggapan bahwa mantiq adalah patokan untuk menimbang benar salahnya makna-makna kalimat.
Para peneliti Islam (dari kalangan ulamanya) telah menerangkan rusaknya mantiq ini dan bengkoknya. Juga ia dapat merusakkan akal dan merendahkan pikiran. Para ulama yang membantah ilmu ini telah menulis berbagai bantahan dan bukti terusakannya dalam banyak buku. Dan orang terakhir yang menulis buku sedemikian ini (menurut pengetahuan Ibnu Qayim, pent.) adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau telah menulis bantahan terhadap ilmu mantiq dalam dua kitab, yang satu besar (yaitu Dar'u Ta'arudlil Aqli wan Naqli, pent.) dan yang satunya lagi kecil (yaitu Ar Raddu alal Mantiqiyyin, pent.). Beliau menerangkan padanya berbagai kontradiksi yang ada pada teori-teori mantiq dan rusaknya banyak teori-teori ilmu ini. Juga aku (yakni Ibnu Qayim, pent.) melihat kitab bantahan terhadap ilmu ini yang ditulis oleh Abu Said As Sirafi.
Demikian, sesungguhnya bahwa setiap segenap kaum atheis mengembangkan pemahamannya dengan pengaruh teori-teori guru pertama ini, sehingga berlanjutnya taqlid mereka dengan guru kedua bagi mereka, yaitu Abu Nashr Al Farabi. Dia meletakkan bagi mereka berbagai teori tentang suara, sebagaimana guru pertama telah meletakkan bagi mereka teori-teori tentang huruf. Kemudian Al Farabi berbicara tentang mantiq dalam lingkup yang lebih luas lagi, dia menguraikannya dan menjelaskan filsafat Aristoteles dan menatanya kembali, dan dia menumpahkan segala kesungguhannya dalam misinya ini. Dan dia menjalankan pemahaman pendahulunya (yakni Aristo, pent.) yaitu kufur kepada Allah Ta'ala, dan Malaikat-Nya, dan Kitab-Nya, dan para Rasul-Nya, dan hari akhirat. Sehingga dalam pandangan mereka, setiap filosof bila tidak bersikap demikian (yakni bersikap kufur kepada Allah dan lain-lain, pent.), berarti dia bukan filosof yang hakiki . " Demikian Ibnu Qayim menjelaskan.
Beliau melengkapi lagi penjelasannya sebagai berikut : "Kaum filosof itu tidak hanya ada pada satu umat tertentu, bahkan mereka itu ada pada segenap umat. Walaupun yang paling banyak dikenal oleh banyak orang dalam perkara filsafat ini ialah berbagai teori para filosof Yunani. Padahal mereka ini adalah sekelompok dari berbagai kelompok filosof, dan mereka adalah satu bangsa dari berbagai bangsa, mereka mempunyai kerajaan dan raja-raja, dan ulama mereka ialah para filosof mereka . Termasuk raja-raja mereka ialah Iskandar Al Maqduni, dia putra Philipus. Bukanlah ia Iskandar Dzul Qarnain yang dikisahkan oleh Allah dalam Al Qur'an. Bahkan antara dua Iskandar ini ada jarak masa sekian banyak abad, dan antara keduanya ada perbedaan agama yang sangat besar. Dzul Qarnain adalah orang yang shalih muwahid (bertauhid) kepada Allah Ta'ala, beriman kepada Allah Ta'ala dan para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan hari akhir. Beliau memerangi para penyembah berhala dan melakukan perjalanan jihad ke timur dan barat bumi. Beliau pula yang membanguin tembok penghalang antara tempat manusia dan tempat Ya'juj wa Ma'juj. Adapun Iskandar Al Maqduni adalah seorang musyrik penyembah berhala begitu pula segenap rakyatnya. Hidupnya sekitar sekitar seribu enam ratus tahun sebelum Isa Al Masih alaihis salam dan orang-orang Nashara memasukkan ia dalam penanggalan mereka. Dan Aristoteles adalah menteri kabinet kerajaannya yang juga seorang musyrik penyembah berhala. Dia pula yang menyerang Daran bin Daran raja Persia sampai ke dalam istananya dan menghancurkan singgasananya dan mencerai-beraikannya, kemudian dia masuk menyerang Cina dan India serta negeri Turki sambil membunuh dan merampas. Bangsa Yunani pada masa pemerintahannya memperoleh kemegahan dan kerajaannya dengan sebab menterinya, yaitu Aristo yang juga sebagai penasehatnya dan kepala pemerintahan kerajaannya. Setelah Iskandar Al Maqduni ini, negara Yunani dipimpin oleh raja-raja bergelar Batlomeos sebagaimana Persi dipimpin oleh Kisra dan Romawi dipimpin Qaishar. Kemudian setelah itu mereka dikalahkan oleh Romawi dan kerajaan mereka diduduki oleh Romawi sehingga bangsa Yunani menjadi rakyat kerajaan Romawi dan hancurlah kerajaan Yunani sehingga menjadi satu dengan kerajaan Romawi. Mereka juga tetap di atas kemusyrikan
penyembahan berhala sebagai agama negara. Pernah juga dari orang-oranga Yunani musyrikin tampil orang yang bernama Sokrates, salah seorang murid Phitagoras. Semula dia adalah sama dengan mereka, yaitu penyembah berhala, tapi setelah itu Sokrates menyatakan penentangannya terhadap penyembahan berhala yang ada di kalangan mereka. Dia menantang para tokoh mereka dengan berbagai dalil argumentasi yang menunjukkan kebatilan penyembahan terhadap berhala. Maka bangkitlah masyarakat menentangnya dan mereka memaksa raja untuk membunuhnya. Sehingga raja pun memenjarakannya agar menenangkan mereka dari tantangan Sokrates. Tetapi kaum musyrikin tidak akan puas kecuali bila raja membunuhnya. Maka raja pun karena takut dari mereka, meminumkan racun kepada Sokrates hingga ia terbunuh setelah terjadi berbagai perdebatan yang panjang antara dia dan kaum musyrikin itu. Pendiriannya tentang sifat-sifat Allah mendekati pendirian kaum Mukminin yang menetapkan adanya sifat-sifat kemuliaan itu. Dia menyatakan : 'Sesungguhnya Ia adalah Tuhan segala sesuatu dan Penciptanya, dan Penentunya juga. Dan Ia adalah Dzat Yang Maha Perkasa. Dia tidak mungkin dikalahkan. Dia mempunyai sifat Hakim dalam perbuatan-Nya dan pengaturan-Nya.' Sokrates menyatakan pula bahwa Tuhan itu adalah Dzat yang ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, wujud-Nya, dan hikmah-Nya tidak terbatas yang akal tidak mungkin mampu menerangkan batas berbagai sifat kemuliaan-Nya itu."
Demikian Ibnul Qayim menerangkan tentang berbagai pemahaman Sokrates. Kemudian beliau memberikan penilaian terhadapnya sebagai berikut : "Omongannya tentang hari kebangkitan dan tentang sifat-sifat Allah serta tentang permulaan alam ini lebih dekat kepada omongnnya para Nabi daripada omongan para filoosof lainnya. Secara keseluruhannya, Sokrates adalah filosof yang paling dekat kepada sikap membenarkan para Rasul, dan karena inilah dia dibunuh oleh kaumnya."
Di sini Ibnul Qayim menegaskan bahwa sebelum Aristoteles, pernah muncul di kalangan Yunani tokoh filosof yang lebih mendekati apa yang disampaikan para Nabi dan Rasul dari Allah subhanahu wa ta'ala. Ia adalah
Sokrates dan kemudian muridnya bernama Plato. Tetapi kemudian Sokrates dibunuh, sedangkan Plato tidak seagresif gurunya dalam membantah penyembahan berhala sehingga muncullah darinya seorang murid yang durhaka bernama Aristoteles. Ia membantah Plato dahn Sokrates dalam banyak hal serta membela penyembahan berhala sehingga dengan itu dia sangat diagungkan kaumnya. Sehingga yang dikenang dari Yunani kuno adalah warisan agama Aristoteles, sedangkan pemahaman Sokrates dan Plato larut dalam kuatnya arus pengaruh Aristoteles yang mendominasi filsafat Yunani dan para filosofnya. Inilah sesungguhnya dasar filsafat Barat yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh kaum Muslimin sehingga membangkitkan semangat ahlul bid'ah di kalangan Muslimin untuk menyerang aqidah Islamiyah khususnya dan menyerang pemahaman Salafus Shalih terhadap Al Qur'an dan Al Hadits, bahkan berusaha pula untuk meruntuhkan keduanya secara keseluruhan dari keimanan kaum Muslimin kepada keduanya

:Penggaruh Perdagangan Internasional ,Investasi Asing Terhadap Efesiensi Perekonomian Indonesia

Judul :Penggaruh Perdagangan Internasional ,Investasi Asing Terhadap Efesiensi Perekonomian Indonesia
Rumusan masalah : Bagaimana Perdagangan Internasional Dan Infestasi Asing Mempengaruhi Efesiensi Perekonoman Indonesia
Tujuan penelitian : Berdasrkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
Mengetahui bagaimana pengaruh perdagangan internasional dan infestasi asing terhadap efesiensi perekonomian indonesia
Mengetahui bagaimana cara mengefesiensikan perekonomian indonesia
Manfaat:
Adapun manfaat penelitian ini adalah
Bagi penulis ini adalah bentuk partisipasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan efesiensi perekonomian
Bagi ppemerintah ,dapat di jadikan pijakan bagaimana menyikapi perdagangan internasional ,dan infestasi asing demi kemajuan negara
Bagi masyrakat,mengetahui keuntungan dan kerugian perdagangan internasional dan infestasi asing ,dalam mempengaruhi perekonomian indonesia
Landasan Teori
Efesiensi ekonomi
Fan(1999)telah mennjelaskan bagaimmana perubahan teknologi dan perbaikan efesiensi dapat menjadi sumber pertumbuhan produksi dalam perekonomian dengan menggunnakan analisis grafis tecnological change atau perubahaan teknologi di artikan sebagai pergeseran pada fungsi produksi frontier .perbaikan efesiensi dapat di pahami sebagai gabunngan anttara efesiensi teknis dan alokatif .konsep efesiensi teknis di hdasarkan pada hubungan input out put inefesiensi teknis menignkat pada saat out put aktual atau out put terobservasi dari tingkat out put tertentu yang di pakai tidak maksimum . Inefesiesi alokatif meningkat pada saat input yang di gunakan tidak konsisten dengan minimilisasi biaya ,sedangkan stevens (2004)mendefenisikan efesiensi teknis “not getting enough out put from the inputs”atau tidak mendapatkan out put yang di harapkan dari input yang ada ,sedangkan efesiensi alokatif “not using the inputs or producing the out puts in the correct proportion ‘”atau tidak menggunakan atau memproduksi out put dengan proporsi input yang benar.Inefesiensi alokatif terjawdin pada saat produsen tidak menyamakan marginal retruns (penambahan hasil /penerimaan ) dengan harga pasarr faktor prooduksi yang sebenarnya
Eksternalitas
Nicholson (1997) menjelaskan eksternalitas sebagai dampak aktiiftas dari suatu pelaku ekonomi terhadap kesejatraan pelaku ekoonomi lainya yawnngv tidak di perhitungkan ataqu tidak tercermin dalam pasar .Defenisi ini menekankan pada dampak non pasar yang secara langsung berpengaruh pada pelaku lainya .Berdasarkan defenisi , eksternalitas membuthkan (paling tidak ) dua pihak dan salah satunya harus di perlakukan sebagai penyebab
Eksternalitas seperti ini dapat berdampak pada inefesiensi pasar .Untuk mengilustrasikan inefesiensi ini ,asumsi bahwa dua perusahaan terletak berdekatan satu sama lainya dengan perusahaan yang satu (Y)mempunyai pengaruh negatif terhadap produksi perusahaan lainya (X).jika fungsi produkis perdusahaaan yang mengelurkan polusi sebagai berikkut
Y=g(LY)
Dimana Ly adalah kuantitas tenaga kerja yang di gunakan pada produksi Y.sedangkan fungsi produksi X yang menujukan eksternali9tas di tuliskan sebagai berikut
X=f(Lx,Y)
Kondisi Pareto untuk alokasi optimal tenaga kerja mengharuskan social marginal revenue product of labour (SMRP) adalah sama untuk dua perusahaan .jika PX dan PY adalh harga barang X dan Y ,maka SMRP tenaga kerja pada produksi barang X dapat di tetntukan sebagai berikut
〖SMRP〗_L^Y=Px∂f/∂lx
karena eksternal produktif ,maka menyatakan SMRP tenaga kerja pada prpoduksi Y kmenjawdi lebih kkompleks , setiap, tambahan unit kerja yang di pekerjakan perusahaan Y akan memproduksi beberapa Y ,tetapi ini juga memproduksi tambahan polusi dan ini akan mengurangi produksi X konsekwensinya
〖SMRP〗_L^Y=P_Y ∂g/∂L+P_X ∂f/∂y,∂y/∂L

Dimana keduanya memperlihatkan efek bahwa tambahan tenaga kerja pada perusahaan Y mempunyai nilai produksi pada perusahaan X .. efek ini kan negatif jika ∂f/∂Y < 0 efesiensi lalu menjadi
〖SMRP〗_L^Y=〖SMRP〗_L^Y


Pasar Akan Menyamakqan Privat Marginal Products (PMRP),tetapi equilibrium pasar ini akan memastikan efesiensi pareto jika ∂f/∂Y <0 dengan klata lallin selam masih afa eksternalitas keputusan manejer perusahaan tidak akan membawa alokasi yang optimal
Dalam ekonomi internasional, kehadiranperusahaan multinasional di negara host di mungkinkan terjadi karena adanya perdagangan internasional dan infestasi asing .Namun kehadiran perusahaan multinasional ini membawa eksternalitas tertentu pada negar host tersebut berupa eksternalitas positif dan negatif .Salahsatu eksternallitas positif adalah berupa trasfer teknologi .Sedangkan eksternallitas negatif adalah perbedaan skala hdann akses pasar sehingga menyebabkan bangrutnya perusahaan lokal yang bergerak di bidang yang sejenis karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan multinasional.
Teori Dependen Dan Dampak FDI Terhadap Nengara Tujuan
Teori pertama mengenai dampak investasin asing dan perusahaan multi nasional pada negara host (negara yang mempunyai aliram masuk investasi langsung luar negri )dan perdusahaan multinasional yaitu teory dependen school .Teori ini banyak di pengaruhi oleh pemikiran ontologi (cabang dari suaut pemikiran yang mempunyai minat pada keberadaan alam )yaitu karl mark pada development dan underdevelopment,analisis paul baran tentang ketrbelakangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi ,analilsis andre gunder frankis yang hampir sama dengan karl mark yaitu development dan underdevelopment ,dan amire samin pada ketimpanngan pembangunan (pada fan 2002) yang sedang berkembang dal;am jangka panjang.Hal tersebut tterjadi karena penetrasi perekonomian di luar sistem perekonomian oleh perusahaan besar yang berasal dari negara maju yang memperbolehkan untuk mengontrol sumbar daya yang potensial yang seharusnya di gunakan untuk pembanngnan nasional.Hal ini menegaskan bahwa negara maju menjadi lebih sejat7ra karena mesna2rik tenaga kerja dan sumber daya material dari negara yangv berkembang.Kapitalisme yang sepertfi ini jika di biarkan akan menjadi distori,mengganggu pertumbuhan,dan meningkatkan ketimpangan pendapatan di negara yang sedang berkembang .Teori dependen berpendaat bahwa nwgara yang sedang berkedmbaqngv tidak mempunyai kompensasi oleh suber daya yang telah di gunakan dan keadaan ini semakin mem[perburuk kemiskinan yang telah ada. Negara seperi ini tidak akan pernah menjadi fuul moderen swlama bertah di sistem dunia kapitallis .Untuk dapat keluar dari hubungan ekonomi yang melemahkan negara yang sedang berkembang,negar dunia ketiga harus berdiri secara independen dari prdoduk dan aliran modal luar negri .
Walaupun teori dependen ini mencappai puncak pada tahun 1970 an ,perdebatan tentang falidasi teoori ini masih berelangsxung sampai sekarang .Borschier dan chase dunk (1985)menyadarai bahwa aliran infestasi asing mempunyai dampak positif dalam jangkak pendek teerhasdap pertumbuhan ekonomi tetapi akumulasi modal infestasi ini mepunyai efek menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang serta di asosiasikan dengan meningkatnya ketimpagan pendapatan .Fireubaugh (1998) m,enolak pendapat di atas dia menujukan bahwa infestasi asing berakibat buruk pada negar miskin karena hubungan negatif antara rasio infestasi persediaan dan pertumbuhan perkapita GDP. Bagaimanapun juga,sejak cadangan modal menjadi dominator terhadap tingkat infestasi amaka semakin tinggi cadangan berakibat semakin rendahnya tingkat infestasi baru .
Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran ,yaiitu dapt memberikan kesmpatan pada tiap negara untuk berspesialisasi dalam produksi baarang dan jasa yang lebih efesien.Efesiensi relatif suatu negara dalamm memproduuksi barang tertentu dapt di jelaskan dalam jumlah produk alternatif lain yang dapat di produksi dengnan ouut put yang Sama.bila di tinjau gdari pengertian ini ,efesiensi relatif di gambarkan sebagai keuntungan komperatif.Semua negara secara sama sama daapat mempperoledh hasipl da2ri eksploitasi keuntungan komperatifnya ,juga da2ri skala produksi yanjg lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya di mungkinkan dengan adanya perdagangan internasional .Karena itu keuntungan dari mengeksploitasi kuntungan komperatif hanyalahsebagaian dari seluruh nkeeuntungan perdagangan bebas .
Salah satu kerdugian dari perdagangan internasional terjadi saat suatu nnegara menemukan perusahaan lokalnya bangkrut dan negara tersebut menjadi lebih terbuka terhadap eksploitasi monopoli asing .Akhirnya,beberapa peneliti menentang perdagnagan internasional karena penyeragamamn budaya dan kemungkinan terjadinya dominasi politik.Dengan demikian hal sama dengan trade off dalam ekonomi .Namun,pada sat ini banyak pakar ekonomi bahwa manfaat perdagangan internasional melebihi kerugianya .
Pada beberapa tahunn ini ,semakin di akuai bahwa keberhahsilan perdagangan internasional tidak di sebabkan kayrena keuntungan komperatif yang di dasarkan pada efesiensi produktif. Efesiensi produktif tidak dapat menjelaskan perbedaan yang mencolok pola keberhasilan seperti pada pertumbuhan Hongkong dengan sumberdaya yang terbataw di banding dengan lambatnya` kemajuan Argentina meskipun mengalami keuntungan sumbere daya alam yang sangat melimpah .faktor faktor dinamis suatu negara memaikan peranan yang sangat penting dalaam kesuksesan perdagangan internasional dengan menberikan keuntunngan komperatif suatu negara.Hal ini di pengaruhi oleh buku yang di tulis Michael E.Porter dengan judul the compotitive adventage of nations pada tahun 1998.Beberapa faktor dinamis tersebut antara lain masuknya infestasi asing dan perysahaan multinasional.
Levi (2002) menambahkan bahwa selain adanya pertumbuhhan perdagngjan internasional dan arus infestasi keberadaan perusahaan multi nasuonal dalam perekonomian suatu negara semakin penting .Perusahaan multinasional telalh tumbuh 4 kali lebih sepat di banding out put global pada tahun 1983.Jika di bandingkan dengan perdagangan internaisoonal maka perusahaan multinasional tumbuh tiga kali cepat pada 1990.Pada tahun 1993 ,PBB memperkirakan tedapat 35000 perusahaan multi nasional,dan dari jumlah tersebut 100 perusahaaan multinasional terbesar bertanggung jawab terhadap $3.1 triliun atausekitar 16% dari aseet produktif Cina (multinationals;A survey, the ekonomies 1993).melihat kemampuan dsalam jumlah besar perusahaan tak bernegara ini telah lama menjadi pusat perhatian pemerintahdan publik.ketakutaan yang muncul adalan jika aktifiras di perluas,perusahaan multinasional dapat mempengaruhi pemerintah dan mengeksploitasi pekerja ,khususnya di negara kecil .
Dampak FDI Terhadap Negara Tujuan
Pernyataan bahea p[erusahaann multinasional berbeda dengan perusahaan lokal adalakh benar.secara relatif terhadap masing masing keadaan domestik suatu negara ,perusahaan multinasionnal adalah perusahaan yaang sangat besar,membayar gakji pekerjanya dengan sangat tinggi,mempunyai produktifitas yang tinggi ,bersifat capital intensive, skill tenaga kerja yawng bagus dan kepemilikan hak paten akakn lebih menguntungkan terlebih lagi untuk di ekspor.(Haddad harisson 1993;aiken et al 1997).untuk menjadi perusahaan multinasional ,sebuah perdusahaan haars mempunyaai kinerja domestik yang besar.Superioritas teeknologi lebih memungkinkan perusahaan mulltinasional menjadi suber langsung dan tidak langsung kemajuan teknologi bagi perusahaan domestik.
Teori ini telah mengidentifkasi beberapa jaluar dimana perusahaan multinasional meberikan eksternalitas yang meningkatkan produktifitas faktor produkksi di negara host.dalam perrhgitungan dampak FDI terhadap probabalitas perusahaan domestiok sangat mungkin untuk di katakan bahwa nedt efek adari hubungan tersebut bagi negara host adalah negatif ,walaupun hasil empiris penyebaran perusahaan mulitrnasional terhadap kesjatraaan negara host masih di pertanyakan ..
Teori Industri Mengenai FDI Dan Efek Spillover
Hymer (1976)merupakan peneliti pertama yang mepelajari perusahaan multinasional sebagai organisasi industri global .Hymer menjabarkan teori industri mengenain teori industri terhadaap FDI dan efek penyebaranya di leteratur ortodoks.teori perdagangan neo klasik da1ri hecksher dan ohlin mempunyai asumsi faktor produksi yang immobille dan produksi yang identik di semua negara.mereka mempopulasikan tidak ada perbedaan internasional tingkat teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga tidak ada trasfer teknologi dan peyebaranya.dalam teori keuangan finansial portofolio ,aliran modal prusahaan mullti nasional di asosiasikan dengan perbedaan tingkat bunga .Modal mengalir dari negara yang memiliki tingkat pengembalian rendah ke negara yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi dengan mengharapkan pinjaman arbitrase(dunning dan rayman,1985 ;teece 1985)
Kontribusi besras hymer adalah mengeser perhatian publik dari teorim finansial neoklasik.Menurutnya,FDI l;ebih dari sekedaer perpindahan modal secara internasional tetapi0 juga ooroduksi internasional .Hal ini berarti ,FDI merupkan kombinasin perpindahan modal .,manajemen,dan teknologi baru .Hymer mendefinisikan FDI sebagai perpindahan atau aliran teori oraganisasi internasional
Caves(1971.1974), dan kindleberger(1984)emenjabarkan lebih l;anjukt teori organisasi FDI.mereka menerangkan tingkah laku perusahaan yang menyimpang dari pasar persingan sempurna sebagai determinasi FDI.menurut prespektif keduanya ,perusahaan multinasional mengalami kerugian di negara host berupa perbedaan geografis dan budaya .Di bandingkan dengan infestasi portofolio ,yang hanya perputaran ataunperpindahan modal.FDI mentrans suatu hal yang lebih dari sekedar perpindahan modal tetapi juga proses dan produkteknologi ,kemampuan manejerial ,distribusi dan pemasaran dan human capital.berdasarkan pemikiran ini FDI memberikan aset yang tak terlilhat berupa kemapuan teknologi di semua negara .Pengabaian aspek teknologi seperti ini akan menimbulkan underestimasi yang serdius pada kebijakan kepemilikan modal asing di negara host.bagaimana p[un juga ,teori terdahulu hanya menghitung keuntungan dan bikaya dari trasfer teknologi ,tidak termaksud perhitungan dampak pada negara host terhadap penyebaranya.
Koizumi dan kopecky (1977) merupakan ekonom pertama yang secara emplisit menjelaskan model FDI dan trasfer teknologi.mereka menggunaka kerangkan keseimbangan parsial untuk menganalisis trasfer teknologi dari perusahaan ke cabang perusahaan .trasfer teknologi di asumsikan merupakan fungsi modal saham yang meeningkat yang di miliki warga negara asing.Trasmisi teknologi asing di gambarka terjadi secara otamatis ddan teknologi di perlukan sebagai barang publik.Hasilnya menujukan kedua negara dan fungsi produksi yang identik dalam waktu yang tidak terlalu jauh mencapai tingkat keseimbangan steady state yang berbeda.Analisis ini mempunyai implikasi bahwa rasio tabungan suatu negara akan menurunkan modal asing, yang kemudian berdampak pada efesiensi teknikal negara tersebut,kemudian menurunkan intensitas modal steady state.
Findlay(1978)kmengemukakan sebuah model untuk menentukan hubungan antara FDI dan perbahan teknologi di negar miskin .Tingkat kemajuan teknologi di asumsikan meningkatb pada tingkat yang konstan .Tingkat defusi teknologi di negar miskin di asumsikan juga tergantung dua faktor .Pertama,mengikuti hopotesis gerschencon (1962)dimana negra yang tingkat pembangunan disparatif relatif yang lebihb baik antara negara miskin dengan negar industi ,semakin cepat negara itu mengejar ketinggalnya.Findlay memberi hopotesis awal bahwatingkat kemajuan teknologi di negara miskin adalah fugnsi gap teknologi yang meningkat antara negaraq iitersebut dan negara maju.Dengan tingkat keberadaan tertenntu,semakin besar gap antara perusahaan lokal dan perusahaan asing maka semakin besar spillover (penyebaran).Kedua,Findlay mengikuti pendapat Arrow (1971)bahwa difusi teknologi di analogikan dengan penyebaran firus..Oleh karena itigu, inovasi teekknologi akan didifusikan secar efesien jika ada hubungan (komunikasi dan pengetahuan )yang erat antara inovasi dan yang mengadopsinya
Pemahaman ini menimbulkan hipotesis bahwa rasio perubahan teknik di negara miskin meningkat sesuai denganproporsi keterbukaan negara tersebut terhadap FDI.Rasio modal asing yang di miliki perusahaan di negara miskin terhadap modal saham yang di miliki perusahaan secaraa domestik di gfunakan sebagaim ukuran uasnya penetrasi asing .kemudiaan findlay menemukan determinan tingkat pertumbuhan relatif modal domestik dan asing.Dia menujukan bahwa efek perdubahan parameter dalam kondisi steady state seperti taabungan propensiti negara miskin dan tingkat pajak profit asing terhadap tingkat ketergantungan negara miskin akan modal asing.Namun, model tersebut tidak dilengkapi dengan penjelasan yangf lebih rinci mengenai determinasi terasfer teknologi dari negara maju ke negara yang sedang berkembang ,miskin.
Das (1987)menggunakan model oligopoli price leadership untuk mrnganalisis trasfer teknologi dari perusahaan pusat ke cabang perusahan di seluruh negara .Hasil analisis inin menyadari bahwa perusahaan domestik yang belajar pada perusahaan multinasional akan lebih menjadi efesien produksinya. Peningkatan efesiebsi antara perusahan domestik di asumsikan eksogen dan tidak ada biaya ekstra itu itu.Asumsi selanjutnya adalah hubungan antara tingkat kenaikan efesiensi perusahaan domestik dan level aktifitas perusahaan multinasional adalah positif .Semakin besar skala operasi maka semakin besar oportunitas perusahaan domestik untuk mempelajari perusahaan tersebut .Model Das menujukan problem pilihan yange di hadapi perusahaan multinasional yaitu biaya learning by watching keuntunggan perusahaan domesti Das mengambil keputusan bahwa keutungan trasfer teknologi perusahaan multinasional dari perusahaan induknya meskipun perbedaan pengetahuan di negara host dan keuntungan negara host tidak akan ambigu.Keuntungan penambahan wawasan perusahan domestik tidak lantas dapat di artikan bahwa perusahaan multinasional mengimpor teknologi yang lebih baik.Model ini menyadari perusahan cabang multinasional cukup hati ha2ti dengan perbedaan teknologi negara yang di tempatinya kaqrena perusahaan tersebut tidak ingin ada yawng melakukan imitasi produknya.Kemudian tingkah laku perusahan lokal juga tidak dapat secara eksplisit dalam perhitungan.
Wang dan blolstroom (1992) mengembangkan model tentang trasfer teknologi internasional melalui perusahaan multinasional yang menjadi endogen karena interaksi antara perusahaan domesrik dan asing.Keduanya juga mempunyai asumsi yang sama dengan findlay bahwa da hubungan positif antara gap teknologi dan efek penyebaranya.Model ini signifikan untuk menyadari bahwa memang ada biaya trasfer teknologi antara perusahaan multinasional itu sendiri.Ada interaksi yang strategis antara perusahan asing dengan perusahan domestik diman keduanya bias dalam membuat keputusan investasi dengan keuntungan maksimum,ysngf hasil dari kedua perusahan itu mengatasi masalah optimasi dinamis indifidu berdasarkan aksi dari perusahaan yang lain dalam kontes teori permainan
Solusi Wang dan Blomstroom untuk masalah optimasi dinamis adalah sebagai berikut:
Transfer teknologi dari perusahaan induk ke perusahaan cabangnya adalah positif relatif level dan tingkat biaya efesiensi dari infestasi pembelajaran perusahaan domestik ke perusahaan itu
Semakin rendah tingkat subsidiary’s maka semakin cepat trasfer teknologi.Semakin besare resiko operasi (cthnya condisi politik yang tidak stabil atau reendahnya pertumbuhan ekonomi potensial)maka semakin banhak perusahaan asing untuk melakukan trasfer teknologi .
Beberapa trasfer teknologi adalah proporsional terhadapm ukuran perbedaan teknologi terlepas dari keaktifan pelajar domestik.Semakin kecil bikaya penyebareran teknologi dari perusahan induk ke perusahan cabangnya maka semakin cepat trasfer teknologi.
Pada model koizumi dan kopecky(1977),findlay(1978),dan das (1987) Das(1987)superioritas teknologi dimiliki perusahaan asing akhirnya akan menjadi barang publik dan akan mentrasfer secara optimis.Bagaimanapun juga ,semakin tinggi tingginya kepentingan perjanjian paten internasional dan lisensi teknologi menujukan bahwa pengtahuan teknologi menujukan bahwa pengetahuan teknologi hanya terbatas hanya untuk kebutuhan pribadi tertentu dari pada menjadi barang publik sehingga teknologi akan jarang di trasfer secara otomatis .Kontribusi model Wang dan Blomstrom menujukan pentingnya peningkatan kopetisi perusahaan domesetik dalam tingkat trasfer teknologi perusahaan multi nasional .Perusahaan Multinasional dan perusahaan lokal dapat mempengaruhi luasnya wilayah trasfer teknologi berdasrkan keputusan infestasi mereka.
Ada dua perbedaan trasfer teknologi internasional.Pertama,teknologi trasfer dari perusahaan induk perusahaan multinasional ke cabang perusahaan multi nasional di seluruh dunia .Kedua,teknologi trasferb dalam bentuk eksternalitas darim perusahaan asing ke perusahaan domestik di negara host.Semua model dari Das (1987) dan Wang dan Blomstrom (1992) mempunyai fokus pada trasfer teknologi dari [erusahaan multi nasional ke perusahan domestik juga di akui model tersebut ,efesiensi produksi negara host di formulasikan sebagai fungsi meningkat dari keberadaan modal asing .Lebih lanjut lagi ,asumsi Gerschenkron (1962) menujukan semakin besar perbedaan teknologi negara maju dan negara berkembang maka semakin wbesar potensi untuk imitasi teknologi.
Saat ini banyaak penelitian dan perdebatan tentang kerangka analisis hubungan antara perbedaan teknologi dan penyebaranya semakin banjyak pembuktian menujukan bahwa asumsi kenaikan teknologi denngan besarnya gap teknologi adalah tidak falid(fan,emma xiaoqin 2002)
FDI Dan Efek Penyebaranya Dalam Teori Pertumbuhan
Model Pertumbuhan neoklasik sollow(1956)menerangkan dengan fariabel eksogenya model ifsik dengan tingkat pengembalian yang semakin menurun dan perubahan teknologi ,FDI tidak dapat menpengaruhi tingkat pertumbuhan jangka panjang.Tidak adanya mobilitas faktor internasional,teoriminimmeprediksikan bahwa nagar denga preferensi teknologi yang sama akan konvergen dengamn level; yang identik dan asimpotik tingkat pertumbuhan .Adanyafaktor mobilitas justru meperkuat prediksi ini.Modal akan mengalir dari nagar denga modal yang melimpah ke negara yang modall masih jarang .Keseimbangan jangka panjang di tentukan oleh persamaan identik dari rasio modal tenaga kerqja dan faktor harga .
Teori pertumbuhan baru yang mencapai mas puncak sampi tahun 1980 an menggeser perhatian dari teori new kalsikterdahulu.Teori neoklasik menetapkan bahwa kemajuan teknologi sebagai proses eksogen dan berfokus pada akumulasi modal sebagai sumber utama pertumbuhan ,sedangkan teori pertumbuhan baru berfokus pada pembetukan penegtahuanteknologi dan terasmisinya.Hal ini menujukan bahwa inovasi dan upaya imitasi yang respon insentif ekonomi sebagai mesin utama pertumbuhan.Oleh karena itu teori pertmbuhan baru menegaskan adanya kebijakanR&D ,akumulasi modal,dan eksternalitas (grossman dan hellpman,1991;lucas,1988.romer ,1990)
Trasfer teknologi melalui perdagangan telah menjadi area peneliti yang pouler .eksternalitas dan dampaknya terhadap pertumbuhan jangka panjang telah di jadikan fariabel endogen dalam model pertumbuhan .FDI dapat menimbulkan peningkatan skala tingkat pengembalian (increasing retrun to scala) da;lam produksi domestik melalui spillover.
Helpman (1993) mendiskusikan implementasi difusi internasional dalam kontes pertumbuhan endogen,berfokus pada skala ekonomi berinteraksi dengan pergerakan modal bebas.Dia mengobservasi bahwa efek aglomerasi dalam akumulasi modal dalam model merupakan eksternalitas dari modal saham.Trasfer teknologi melalui infestasi asing adalah elemen yang eksplisit dari diskusi helpman.hal ini jterjadi ketika perusahaan multi nasional dan produsen di negara berkembangn adalah identik.
Wang (1990) membangun model yang dinamis dua negara untuk mepelajari interaksi dari pertumbuhan dan pergerakan modal internasional .Mobilitas dana yyang sempurna akan menghubungkan dua negara.Human capital mempunyai peran penting untuk menentukan tingkat efektif pengembalian modal fisik dan pengaruhnya pada arah dan jarak p[ergerakan modal internasional. Analisis ini menghitung FDI dengan mengambil hipotesis gerschenkron (1962)pada tingkat trasfer teknologi di negara miskin merupakan fungsi meningkat dari jumlah total infestasi yaang ada di negara itu .Model dengan mobilitas modal secara internasional memprediksikan perbedaan pendfapatan steadi state di perkecil oleh peningkatan tingkat pertumbuhan human capital dan tingkat difusi teknologi di negara miskin.Point utama dari analisis ini adalah terbukanya FDI dari negara maju mempunyai implikasi keutungan yang penting untuk negara yang berkembang.Infestasi luar negri memfasilitasi perubahan teknologi somestik dan selanjutnya meningkatkan pertumbuhan pendapatan .
Walz (1997) menjadi FDI dalam kerangka pertumbuhan endogen dimana perusahaan multinasional memaikan peranan yang kritis dengan respon terhada[ pertumbuhan dan pola spesialisasi.Walz mengambil inti sari ide perdagangan berelasi dengan penyebaran pengetahuan teknologi yang di gunakan Grossman dan helpman (1991) dan mengaplikasinya pada FDI.aktivitas produksi perusahaan multinasional di negara dengan gaji dan upah yang rendah memperbaiki efesiensi potensial inovasi di negara tersebut.Aktivitas perusahaan multinasional dalam penyebaran pengetahuan membuat inovasi di negara yang tingkat upah rendah lebih menguntungkan .trasfer teknologi secara tidak langsung (maksudnya pembenaran imitasi di negar miskin)melalui FDI menstimulisasikan keaktifan R&D dan pertumbuhan.Oleh Karena Itu ,dia memprediksikan kegiatan mepromosikan FDI yanng menyebabkan pertumbuhan lebih cepat.
Model ini menggunakan kerangka teori pertumbuhan dengan fokuus kepada trasfer teknologi dari perusahaan induk ke perusahaan anak cabang .penyebaran teknologi dari perusahaan multnasional ke perusahaan domestik di asumsikan proporsional dengan kehadiran FDI di negara host.sementara iru model difusi yang menawarkan keuntungan berkorelasi denganm kecapatan difusi terhadap jumlah aliaran masuk FDI dan asumsi implisit yang menyebutkan penyebaran teknologi dari perusahaan multinasional ke perusahaan domestik adalah otomatis masih banyak di perdebatkan

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menfhiutng efesiensi perekonomian bagi negara indonesia serta mellihat dampak perekonomian internasional dan infestasi dalam dalam mempengaruhi efesiensi negara indonesia .fariabel variabel penelitian di bedakan dalam dua kelompok ,yaiiut:fariabel dalam bentuk efesiensi dan fariabel dalam bentuk model determinasi efesiensi.Variabel frontier ,variabel dalam model ini antara lain:out put (gros domestik produk/GDP)sebagai fariabel dependent sedangkan kapital stock (kapital),angkatan kerja (labour) ,HDI(human defelopmen indeks),dan waktu sebagai fariabel bebas.Kedua ,variabel model determinasi efesiensi yang terdiri dari nilai efesiensi (E)sebagai fariabel tergantung ,sedangkan fariabel bebas terdiri dari ;FDI inflow ,FDI out flow,foreign portofolio invesment inflow maupun outflow ,serta nfestasi asing yang lain other foreign invesment inflow dan outflow ,ttingkat keterbukaan perekonomian (trade openness),HDI,finansial market defelopment(FMD),dan waktu.Untuk memperjelas makna variabel variabel yang di gunakan ,berikut ini di berikan defenisi operasoinal dari variabel variabel identifikasi fariabel ,yaitu:
Output (GDP) adallah nilai total output suatu negara yang di hitung berdasarkan nilai konstan atau di hitung out put riil dalam periode tahunan.nilai output (GDP) yang di gunakan dalam estimasi model dalam bentuk logaritma natural
Capital adalah jumlah modal yang ada dalam suatu negara dalam waktu satu tahun .Nilai infestasi yang digunakan dalam estimasi model adalah bentuk logaritma natural
Labour atau angkatan kerja adalah total angkatan kerja Dalam suatu negara dalam periode setahun.jumlah angkatan kerja dalam model estimasi ekonometrika juga di ubah dal bentuk logaritma natural .
Waktu adalah periode waktu estimasi yang di tulis 1 untuk periode pertama tahun pertama dst.mmodel ekonometrika seperti ini biasa kita kenal dengan time trend.
HDI/human defelopment indeks adalah indeks yang mengidentifikasikan tingkat kualitas sumber daya manusia suatu negara atau wilayah tertentu pada periode tertentu.Indekx ini di susun dari indikator pendidikan dan kesehatan.
FDII adalah aliran FDI yang masuk kesuatu negara pada periode tertentu yang dalam penelitian ini akan di hitungntahunan. Variabel yang di gunakan dalam estimasi model adalah dalam bentuk rasio terhadap GDP
FDIO adalah aliran FDI yang keluar dari suatu negera pada periode tertentu yang dalam penelitian ini semua fariabel di hitung tahunan.fariabel yang di gunakan adalah estimasi model adalah bentuk rasio terhadap GDP.
FPII adalah FPI ayng masuk dalam suuatu negara pada periode tertentu yang dalam penelitian ini di hitung tahunan .variabel yang di gunakan dalam estimasi model dalah dalam bentuk rasio terhadap GDP.
FPIO adalah aliran FPI yang keluar dari suatu negara pada perdiode tertentu yang fariabelnya di hitung tahunan. variabel yang di gunakan dalam estimasi model dalah dalam bentuk rasio terhadap GDP.
OFII adalah aliran infestasi dari luar negri dalam bentuk selain portofolio dan infestasi langsung pada suatu negara pada negara tertentu yang sdalam penelitian ini semua variabel di hitung dalam tahunan. variabel yang di gunakan dalam estimasi model dalah dalam bentuk rasio terhadap GDP.
OFIO aliran investasi luar negri dalam bentuk selain portofolio dan infestasi langsung pada suatu negara .dan pada penelitian ini semua variabel di hitung tahunan . variabel yang di gunakan dalam estimasi model dalah dalam bentuk rasio terhadap GDP.
TO adalah sebuah ukuran tingkat keterbukaan perekonomian suatu negara yang merupkan rasio antara impor di tambah ekspor kemudian di bagi GDP
FMD adlah tingkat ukuran kontribusi sektor moneter terhadap perekonomian ,yang menggunakan dengan rasio antara jumlah uang beredar suatu negara dengan GDP pada periode tahunan







Selasa, 19 Oktober 2010

Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri (foreign debt) dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba untuk dapat membangun bangsa dan negaranya sendiri tanpa memperdulikan bantuan dari negara lain. Tentu ini pernah dicoba. Namun ternyata Indonesia sulit untuk terus bertahan ditengah derasnya laju globalisasi yang terus berkembang dengan cepat tanpa mau menghiraukan bangsa yang lain yang masih membangun. Dalam kondisi seperti ini, Indonesia akhirnya terpaksa mengikuti arus tersebut, mencoba untuk membuka diri dengan berhubungan lebih akrab dengan bangsa lain demi menunjang pembangunan bangsanya terutama dari sendi ekonomi nasionalnya.
Menurut Boediono (1999:22), pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat pertambahan dari pendapatan nasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi merupakan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan merupakan ukuran keberhasilan pembangunan.
Indonesia sebenarnya pernah memiliki suatu kondisi perekonomian yang cukup menjanjikan pada awal dekade 1980-an sampai pertengahan dekade 1990-an. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 1986 sampai tahun 1989 terus mengalami peningkatan, yakni masing-masing 5,9% di tahun 1986, kemudian 6,9% di tahun 1988 dan menjadi 7,5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990 dan 1991 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat angka yang sama yakni sebesar 7,0%, kemudian tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996, masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 6,2%, 5,8%, 7,2%, 6,8%, dan 5,8%. Angka inflasi yang stabil, jumlah pengangguran yang cukup rendah seiring dengan kondusifnya iklim investasi yang ditandai dengan kesempatan kerja yang terus meningkat, angka kemiskinan yang cukup berhasil ditekan, dan sebagainya. Namun, pada satu titik tertentu, perekonomian Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan krisis ekonomi yang melanda secara global di seluruh dunia. Ini ditandai dengan tingginya angka inflasi, nilai kurs Rupiah yang terus melemah, tingginya angka pengangguran seiring dengan kecilnya kesempatan kerja, dan ditambah lagi dengan semakin membesarnya jumlah utang luar negeri Indonesia akibat kurs Rupiah yang semakin melemah karena utang luar negeri Indonesia semuanya dalam bentuk US Dollar.
Adanya kerapuhan Indonesia tersebut disebabkan dengan tidak adanya dukungan mikro ekonomi yang kuat. Permasalahan yang masih tidak dapat diselesaikan sampai saat ini adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terlalu tinggi di Indonesia, sumber daya manusia Indonesia kurang kompetitif, jiwa entrepreneurship yang kurang, dan sebagainya (Anggito Abimanyu. 2000:8).
Meningkatnya pertumbuhan investasi di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya Undang-Undang No.1 / tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) dan Undang-Undang No.6 / tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi di Indonesia dari waktu ke waktu yang kemudian menciptakan iklim investasi yang kondusif selama proses pembangunan di Indonesia.
Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam menutup gap devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan. Selain itu, masuknya modal asing juga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang lesu akibat kurangnya modal (saving investment gap) bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi. Modal asing ini selain sebagai perpindahan modal juga dapat memberikan kontribusi positif melalui aliran industrialisasi dan modernisasi. Akan tetapi apabila modal asing tersebut tidak dikalola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang besar terutama apabila terjadinya capital flows reversal (Zulkarnaen Djamin, 1996: 26).
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa utang luar negeri turut mendukung terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Pada dasarnya, dalam proses pelaksanaan pembangunan ekonomi di negara berkembang seperti di Indonesia, akumulasi utang luar negeri merupakan suatu gejala umum yang wajar. Hal tersebut disebabkan tabungan dalam negeri yang rendah tidak memungkinkan dilakukannya investasi yang memadai sehingga banyak pemerintah negara yang sedang berkembang harus menarik dana dan pinjaman dari luar negeri. Selain itu, defisit pada neraca perdagangan barang dan jasa yang tinggi berhubungan juga dengan dilakukannya impor modal untuk menambah sumber daya keuangan dalam negeri yang terbatas.
Bagi negara berkembang termasuk Indonesia, pesatnya aliran modal merupakan kesempatan yang bagus guna memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi. Dimana pembangunan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia merupakan suatu usaha berkelanjutan yang diharapkan dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat mencapai tujuan itu maka pembangunan nasional dipusatkan pada pertumbuhan ekonomi. Namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki (tercermin pada tabungan nasional yang masih sedikit) sedangkan kebutuhan dana untuk pembangunaan ekonomi sangat besar. Maka cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi itu adalah dengan berusaha meningkatkan investasi.
Pada pertengahan dekade 1980-an, modal asing yang masuk ke Indonesia masih didominasi oleh investasi langsung atau penanaman modal asing (PMA) dan pinjaman luar negeri (terutama pinjaman pemerintah). Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan/perbankan yang dimulai sejak awal 1980-an, yang antara lain membuat sektor tersebut, termasuk pasar modal, berkembang dengan pesat, arus modal swasta jangka pendek dari luar negeri mulai mengalir ke dalam negeri. Penanaman Modal Asing (PMA) sendiri, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sampai akhir Juli 2006 meningkat menjadi US$ 3.713.4 juta dengan realisasi proyek yang telah disetujui pemerintah sebanyak 563 proyek.
Berdasarkan uraian tersebut di atas tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai komponen dalam neraca pembayaran turut mempengaruhi keadaan perekonomian di suatu negara. Negara-negara yang umumnya merupakan negara yang sedang berkembang masih terus berusaha untuk menyempurnakan ekonomi internasionalnya (Hady Hamdy, 2001: 42).
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, Penulis mencoba untuk membahas masalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam hubungannya dengan utang luar negeri (foreign debt) dan penanaman modal asing (PMA) dengan mengangkat judul “Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri (Foreign Debt) dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka Penulis terlebih dahulu mengemukakan permasalahan yang menjadi objek analisis penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, Penulis mengidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh utang luar negeri (foreign debt) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
b. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penilitian yang masih perlu diuji dan dibuktikan secara empiris tingkat kebenarannya dengan menggunakan data-data yang berhubungan.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka Penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
a. Utang Luar Negeri (Foreign debt) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, ceteris paribus.
b. Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, ceteris paribus.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan Penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
· Untuk mengetahui pengaruh Utang Luar Negeri (foreign debt) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
· Untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi pemerintah terutama bagi instansi-instansi terkait.
2. Sebagai masukan bagi masyarakat Indonesia agar dapat mengetahui kondisi perekonomian Indonesia yang berhubungan dengan utang luar negeri dan PMA.
3. Untuk menambah wawasan Penulis dalam perekonomian Indonesia khususnya yang berhubungan dengan utang luar negeri dan penanaman modal asing.
4. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang sedang meneliti topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

Jumat, 15 Oktober 2010

Jangan Takut Digigit Gajah

kata mutiara
kata mutiara
Posted in Kata Mutiara Motivasi, Mario Teguh | 15 Com

Nilai Intelektual Filosofis Dalam Kajian Metafisis

Masalah ketuhanan Nahjul Balaghah terbagi dalam dua kategori: (1) dunia materi dengan segala sistem yang berlaku di dalamnya; dunia ini diteliti sebagai kaca yang mencerminkan ilmu dan kesempurnaan penciptanya, dan (2) pemikiran rasional dan perhitungan filosofis murni, dan mayoritas pembahasan Nahjul Balaghah mengenai ketuhanan masuk kategori yang kedua ini, seperti saat membahas sifat Kamâl dan Jalâl Tuhan yang hanya menggunakan metodologi rasional filosofis.
Sebagaimana kita ketahui bersama, ada perbedaan pendapat dan keraguan di sebagian orang ketika berbicara tentang nilai pembahasan dan penggunaan metode berpikir rasional filosofis. Sejak dahulu kala sampai sekarang, ada orang-orang yang melarang metodologi ini karena bertentangan dengan syariat atau akal, bahkan duanya. Di zaman kita sekarang, ada kelompok yang beranggapan bahwa hati Islam berseberangan dengan analisa dan argumentasi seperti ini. Akibatnya muslimin dalam mengkaji permasalahan di atas terpengaruh oleh filsafat Yunani dan tidak lagi mengambil petunjuk atau ilham yang diberikan kitab suci mereka, Al-Qur'an. Padahal apabila ajaran-ajaran Al-Qur'an direnungkan secara teliti dan benar, niscaya mereka tidak akan mengalami pembahasan yang rumit dan berlika-liku. Maka dari itu, pada akhirnya mereka meragukan otensitas dan penisbatan kajian rasional ketuhanan Nahjul Balaghah kepada Amirul Mukminin as.
Pada abad kedua dan ketiga Hijriah, muncul kelompok yang menentang pemikiran rasional dengan menggunakan kaca mata syariat. Menurut mereka, muslimin seharusnya mengabdi (tunduk total) pada leterlek teks agama (Al-Qur'an) sebatas yang bisa dimengerti oleh masyarakat umum dan tidak seyogyanya mereka bertanya atau mendiskusikan makna tersebut karena itu adalah bid’ah. Kalau terkadang ada orang yang bertanya tentang ayat “arrohmanu alal arsyistawa”, mereka melengos dan mengerutkan wajah pertanda tidak senang dan mencekal pertanyaan seperti ini sambil berkata, "Al-kaifiyyah majhûlah was su'âl bid’ah"; bagaimana Dia bersila adalah hakikat yang tidak diketahui dan pertanyaan seputar itu adalah terlarang![1]
Abad ketiga Hijriah adalah abad kemenangan mereka yang kemudian dikenal dengan sebutan "kemenangan kaum Asy'ariah atas kelompok Mu'tazilah (yang mendukung rasionalitas pemikiran)". Kemenangan ini merupakan pukulan telak terhadap kehidupan rasional Islam. Hal yang sama juga terjadi pada Syi'ah yang dilakukan oleh kelompok Akhbâriyûn pada abad kesepuluh sampai empat belas Hijriah, dan puncaknya, pada abad kesepuluh dan sebelas Hijriah mereka berhasil menang dalam melanjutkan jejak pemikiran kaum Asy'ariah.
Itulah tadi perlawanan terhadap metode rasional pemikiran perspektif syariat. Adapun perlawanan rasional terhadap hal ini bermula dari Eropa merupakan efek dari kemenangan metode eksperimen dalam penelitian fisika atas metode silogisme (qiyâs) di sana. Pola pikir ini kemudian bukan saja menggeser metode silogisme dalam fisika saja, tapi juga melucuti nilai ilmiahnya sampai pada kajian-kajian yang lain. Hanya filsafat material saja yang bisa dipercaya. Sebagai konsekwensi, semua masalah ketuhanan diragukan dan tidak diterima dengan alasan keluar dari eksperimen dan kesaksian indrawi.
Fenomena badai Asy'ariah di samudera Islam, ditambah lagi dengan kesuksesan metodologi sains dan eksperimen di bidang fisika yang terjadi secara beruturut-turut dan sangat menakjubkan, semua itu mengguncang kelompok muslim non Syi'ah dan menyebabkan munculnya pendapat kompilitif (talfîqi; campur sana dan sini) yang menentang metode rasional pemikiran tentang ketuhanan dan metafisika, baik menurut syariat maupun akal. Dari sisi syariat, menurut mereka Al-Qur'an hanya mempercayai metode sains dan eksperimen untuk mengenal Tuhan. Artinya, mengenal Dia melalui penelitian ciptaan-cipataan-Nya. Adapun lebih dari itu sama sekali tidak bernilai dan sia-sia. Ada puluhan ayat Al-Qur'an yang mengajak manusia untuk meneliti fenomena-fenomena alam dan mengatakannya sebagai password tempat; bermula dan kembali (mabda’ wa ma’ad). Sementara dari sisi rasional mereka mengutip ucapan para filsuf materialis Eropa dalam tulisan dan ceramah mereka.
Orang-orang yang mendukung berat pendapat di atas dan menghujat habis lawannya adalah Farid Wajdi dalam 'Alâ Ithlâl al-madzhâb al-Mâddiah, Sayid Abul Hasan an-Nadawî al-Hindî dalam Mâdzâ Khasira al-'Alam bi Inhithâth al-Muslimin, dan para penulis gerakan Ikhwanul Muslimin, seperti Sayid Qutub dan yang lain.
An-Nadawi mengatakan di dalam buku tersebut, pasal "Penyeberangan Muslimin Dari Masa Jahiliah ke Islam",  bertemakan "Muhkamât dan Hal-hal yang Jelas Seputar Ketuhanan", “Para nabi telah memberitakan pada umat manusia tentang Dzat Allah dan sifat-sifat-Nya, awal mula alam semesta dan ujungnya. Mereka ungkapkan data-data ini secara gratis sehingga manusia tidak lagi memerlukan pembahasan tentang dasar-dasar dan pengantar yang sebetulnya tidak dimiliki oleh manusia (karena ilmu-ilmu dasar dan pengantar itu metafisik dan supranatural, sementara kawasan ilmu pengetahuan manusia terbatas pada fisika saja). Namun, umat manusia tidak mengindahkan anugerah ini melainkan mereka sibuk mencari dan membahas permasalahan metafisika dan ketuhanan yang pada hakikatnya tidak lain merupakan perjalanan di kawasan yang gelap gulita dan kebodohan.”[2]
Dia melanjutkan pada pasal berikutnya tentang kemunduran muslimin dan mengkritik ulama Islam dengan tema kurangnya perhatian terhadap ilmu-ilmu bermanfaat seraya berkomentar, “Perhatian yang diberikan ulama dan para cendekiawan muslim kepada ilmu-ilmu sains yang praktis tidak sama, bahkan jauh di bawah perhatian yang mereka berikan pada penelitian metafisika yang mereka pelajari dari Yunani, padahal metafisika dan filsafat ketuhanan Yunani tidak lain adalah keyakinan penyembah arca yang diberi warna-warni baru, dan merupakan sederet anggapan atau omong kosong yang tidak bermakna. Pada hakikatnya, Allah SWT telah memenuhi kebutuhan muslimin dengan ajaran-ajaran langit yang menyerupai penelitian dan analisa kimia sehingga mereka tidak lagi perlu pada pembahasan rasional metafisika. Akan tetapi, muslimin tidak mensyukuri nikmat Allah yang besar ini melainkan mereka habiskan energi dan kecerdasan mereka untuk filsafat dan pemikiran rasional yang pelik.”[3]
Tidak diragukan lagi bahwa pendapat orang seperti Farid Wajdi dan Nadawi ini terhitung reinkarnasi dan bangkitnya kembali aliran Asy'ariah dengan wajah yang modern karena sudah bergabung dengan filsafat materialis.
Sekarang, kita tidak bisa mendiskusikan nilai pemikiran rasional secara filosofis. Anda bisa mendapatkan penjelasan yang cukup detail di artikel yang berjudul “Nilai Pengetahuan” dan “Kelahiran Keberagaman Intelektual” dalam kitab “Dasar-dasar Filsafat Dan Metode Realisme”. Adapun sekarang kita cukupkan pembahasan menurut pandangan Al-Qur'an saja; apakah Al-Qur'an hanya mengakui metode penelitian sains dan eksperimen untuk masalah ketuhanan, sementara jalur-jarul lain terlarang ataukah tidak demikian?
Tapi sebelumnya perlu diingat satu hal bahwa perbedaan Asy'ariah dan non-Asy'ariah bukan pada harus dan tidaknya merujuk pada sumber Al-Qur'an dan sunah dalam masalah ketuhanan. Melainkan terletak pada bagaimana cara menggunakan sumber tersebut. Menurut Asy'ariah, kita harus mengabdi total atau tunduk sepenuhnya pada teks tanpa ada tanya dan pembahasan lagi. Itu artinya kita menyifati Allah dengan keesaan, ilmu, kuasa dan al-asmâ' al-husnâ lainnya hanya karena disebutkan oleh syariat. Andaikan syariat tidak menyebutkannya, kita tidak tahu dan tidak akan pernah tahu apakah Allah SWT bersifat demikian atau tidak? Karena pokok dan dasar-dasarnya tidak dimiliki oleh manusia. Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus menerima bahwa Allah SWT meyandang sifat-sifat itu, akan tetapi kita tidak akan bisa mengerti maksud Allah SWT memiliki sifat-sifat tersebut. Peran teks-teks agama di bidang ini adalah memberitahu kita bagaimana harus berpikir sesuai yang diinginkan agama dan bagaimana kita harus berkayakinan sebagaimana semestinya menurut agama.
Dalam hal ini ada kelompok lain yang menentang pandangan di atas dan berpendapat bahwa masalah-masalah tersebut bisa dimengerti sebagaimana layaknya argumentasi rasional lainnya. Dengan kata lain, dasar dan prinsip-prinsipnya bisa diraih oleh manusia sehingga kapan saja dia kuasai dan gunakan secara benar, maka dia akan memahaminya. Lalu bagaimana dengan teks agama tadi? Peran teks agama adalah menginspirasi akal dan menggerakkan pikiran manusia serta menyediakan dasar dan prinsip-prinsip yang diperlukan. Pada hakikatnya, menghamba (ta'abbud) dalam hal-hal intelektual tidaklah bermakna. Seorang yang berpikir dan memutuskan sesuatu menurut perintah terlebih dahulu seperti halnya orang yang menunggu perintah terlebih dulu hanya untuk berpendapat apakah pemandangan ini indah atau tidak. Di satu sisi, kita ditanya bagaimana Anda melihat barang ini? Besar atau kecil? Putih, hitam, atau biru? Indah atau jelek? Tapi harus menjawabnya sesuai dengan perintah dan murni mengabdi, itu sama dengan tidak berpikir dan menerima tanpa memikirkan terlebih dahulu.
Singkat kata, pusat pembicaraan ini bukan hendak menjawab apakah manusia mampu melangkah lebih jauh dari wahyu utusan Tuhan ataukah tidak? Na'ûdzu billâh! Jelas tidak mungkin manusia bisa melewati wahyu Tuhan. Apa yang telah disampaikan oleh keluarga Rasul melalui wahyu adalah puncak kenaikan dan kesempurnaan ajaran Tuhan. Jadi sebetulnya inti pembicaraan terpusat pada potensi akal pikiran manusia; apakah dia mampu menempuh perjalanan intelektual rasional di bidang metafisika dan ketuhanan dengan melewati dasar dan prinsip-prinsipnya ataukah tidak?[4]
Dan sejak awal tidak diragukan bahwa Al-Qur'an mengajak manusia untuk meneliti alam materi dan menjadikannya sebagai pengantar pengenalan Tuhan dan alam metafisik, menganjurkan manusia agar memperhatikan fenomena-fenomena alam dan penciptaan sebagai bukti-bukti pengenalan Tuhan. Semua itu merupakan salah satu asas utama ajaran Al-Qur'an yang mendapatkan penekanan luar biasa; memerintahkan manusia untuk melakukan penelitian pada bumi, langit, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia itu sendiri. Begitu pula tidak diragukan bahwa muslimin tidak menapaki jalur ini sebagaimana lazimnya, dan mungkin penyebab utama lambatnya perkembangan muslimin di bidang ini adalah filsafat Yunani yang murni menggunakan silogisme rasional dalam masalah-masalah fisika sekalipun. Namun demikian, sejarah ilmu pengetahuan melaporkan bahwa para cendekiawan muslim tidak mengenyampingkan metode eksperimen secara keseluruhan sebagaimana orang-orang Yunani, melainkan merekalah (ilmuan muslim) yang menemukan metode eksperimen untuk pertama kalinya, sementara Eropa pada hakikatnya, tidak seperti yang populer sekarang, bukanlah penemu awal metode sains. Akan tetapi, mereka mengikuti jejak muslimin.
Nilai Penelitian Perspektif Riwayat dan Al-Qur'an Satu hal lagi yang perlu direnungkan adalah apakah perhatian serius yang diberikan oleh Al-Qur'an terhadap penelitian makhluk langit dan bumi berarti menutup semua pintu dan jalur yang lain? Atau bahkan sebagaimana Al-Qur'an mengajak manusia untuk meneliti hal-hal itu sebagai tanda-tanda Allah SWT, ia juga mengajak manusia pada cara yang lain, yaitu pemikiran? Lebih mendasar lagi, pertanyaannya adalah seberapa besar nilai penelitian makhluk Tuhan dari sisi kontribusi yang diberikan pada ajaran-ajaran yang dikehendaki Al-Qur'an dalam kitab langit yang suci ini?
Sesungguhnya nilai kontribusi yang diberikan oleh penelitian fenomena alam penciptaan ini terhadap masalah yang secara terang-terangan dibawakan oleh Al-Qur'an adalah sedikit, karena Al-Qur'an menyampaikan permasalahan-permasalahan seputar ketuhanan yang sama sekali tidak bisa diraih dengan penelitian fenomena-fenomena alam materi.
Nilai penelitian sains dan fisika tidak lebih dari hanya membuktikan adanya kekuatan bijak dan alim yang mengatur alam semesta ini. Apa yang mampu dicerminkan oleh alam natural hanya sebatas membuktikan adanya alam metafisika dan Tangan Kuasa Yang Maha Mengetahui yang mengatur segala-galanya.
Tapi, perlu diketahui bahwa Al-Qur'an tidak puas hanya dengan pengetahuan akan adanya kekuatan bijak dan alim yang mengatur alam semesta. Hal itu bisa saja dinisbatkan pada kitab-kitab langit lainnya, namun tidak bisa dinisbatkan pada Al-Qur'an yang merupakan pesan langit terakhir yang berulang kali menyampaikan hal-hal seputar ketuhanan dan metafisika.
Intelektual Murni Rasional Awal permasalahan utama yang tidak mampu dijawab sendiri oleh penelitian eksperimental pada alam materi adalah keharus-adaan Tuhan dan ketidakterciptaan Tangan Kuasa metafisik tersebut. Cermin natural hanya mampu membuktikan keberadaan Tangan kuasa yang mengatur jagat raya, tapi tidak bisa menjelaskan bagaimanakah Tangan kuasa dan bijak itu? Apakah Dia sendiri didominasi dan diatur oleh kekuatan yang lain ataukah dia berdiri sendiri. Dan apabila dia terdominasi oleh kekuatan lain, bagaimana dengan kekuatan lain tersebut? Tujuan dan terget Al-Qur'an bukan sebatas kita mengetahui keberadaan Tangan kuasa dan bijak yang mengatur alam jagat, melainkan kita harus tahu bahwa pengatur yang sebenarnya adalah Allah SWT. Allah SWT adalah wujud yang laisa kamitslihi syai'un (tak satu pun yang menyerupai-Nya) dan Dzat yang memiliki segala kesempurnaan. Dengan kata lain, Dia adalah kesempurnaan mutlak. Dengan meminjam ibarat Al-Qur'an, lahul matsalul a’lâ. Bagaimana mungkin penelitian natural dapat menjelaskan masalah-masalah seperti ini?
Masalah berikutnya adalah keesaan Tuhan yang disampaikan oleh Al-Qur'an dalam bentuk argumentasi seperti yang disebut oleh ilmu logika dengan silogisme ististnâ’î, demonstratif atau burhân yang disampaikan oleh Al-Qur'an seperti yang dikenal oleh filsafat Islam dengan sebutan burhân tamânu’ (demonstrasi saling mencegah). Terkadang melalui saling tercegahnya sebab-sebab pelaku, seperti dalam ayat “qul lau kâna fîhimâ âlihatun illallôh lafasadatâ”[5], terkadang lewat jalur saling tercegahnya sebab-sebab tujuan, seperti dalam ayat “mat-takhodzallôhu min waladin(w) wa mâ kâna ma’ahu min ilâhin idzal-ladzahaba kullu ilâhin bimâ kholaq wa la’alâ ba’dluhum ‘alâ ba’dh”[6].[7]
Al-Qur'an tidak pernah memerintahkan manusia untuk mengetahui keesaan Tuhan melalui penelitian pada sistem penciptaan alam natural sebagaimana dia menganjurkannya untuk mengetahui keberadaan Tuhan Pencpita alam. Pada hakikatnya, anjuran seperti itu sama sekali tidak mungkin dan tidak dibenarkan.
Contoh permasalahan yang diutarakan Al-Qur'an adalah sebagai berikut: laisa kamitslihî syai'un wa lil-lâhil matsalul a’lâ, lahul asmâ'ul husnâ wal amtsâlul ulyal malikul quddûsul 'azîzul mu'minul muhaiminul azîzul jabbârul mutakabbir, aynamâ tuwallû fa tsamma wajul-lôh, huwal-lôhu fis samâwâti wa fil ardh, huwal awwalu wal âkhiru wazh zhôhiru wal bâthin, alhayyul qoyyûm, allôhush shomad, lam yalid wa lam yûlad wa lam yakun lahû kufuwan ahad.
Untuk apa Al-Qur'an menyampaikan masalah-masalah ini? Apakah dia ingin mengutarakan hal-hal yang tidak mungkin untuk dimengerti seperti yang dikatakan oleh an-Nadawi bahwa dasar dan prinsipnya tidak dimiliki oleh manusia dan Al-Qur'an hanya meminta manusia untuk menerimanya sesuai perintah dan mengabdi tanpa perlu mengerti, atau sungguh-sungguh Al-Qur'an ingin manusia mengenal Allah SWT dengan sifat-sifat ini? Kalau memang Al-Qur'an menghendaki manusia untuk mengenali Tuhannya dengan sifat-sifat ini, maka lewat jalur apakah dia harus mengenal-Nya? Bagaimana mungkin manusia bisa mengerti ajaran-ajaran seperti ini melalui penelitian alam natural, karena penelitian eksperimental alam materi hanya mampu menjelaskan kepada kita adanya Tuhan yang Maha Tahu dalam artian Dia menciptakan sesuatu atas dasar pengetahuan? Akan tetapi, Al-Qur'an menginginkan lebih dari itu, yaitu innahû bikulli syai'in 'alîm, la ya’zubu ‘an ‘ilmihi mitsqôlu dzarroh, qul lau kânal bahru midadal likalimâti robbih.
Yang diinginkan Al-Qur'an adalah mengetahui bahwa ilmu Allah SWT dan kekuasaannya tidak terbatas. Bagaimana mungkin seseorang bisa memahami ketidakterbatasan ilmu dan kekuasaan Allah SWT lewat jalur penelitian eksperimental terhadap alam natural?
Ada juga masalah lain yang dibicarakan Al-Qur'an seperti buku-buku tinggi: lauh mahfûzh (papan terjaga), lauh mahw wa itsbât (papan penghapusan dan penetapan), determinasi dan hak pilih, wahyu, iluminasi dan lain sebagainya. Tidak satu pun dari masalah ini bisa diraih dan dimengerti melalui jalur penelitian alam natural.
Sudah pasti Al-Qur'an menyampaikan pembahasan ini sebagai paket serial pelajaran. Di sisi lain, Al-Qur'an juga menganjurkan kita agar merenungkan masalah yang disampaikan; afalâ yatadabbarûnal Qur'an am ‘alâ qulubin aqfâluhâ, kitâbun anzalnahû ilaika mubârokun(l) liyaddabbarû âyâtih. Oleh karena itu, pasti ada jalan yang diresmikan Al-Qur'an untuk sampai pada hakikat-hakikat tersebut di atas, dan Al-Qur'an sama sekali tidak menyampaikan hal-hal yang tidak mungkin dimengerti.
Ruang lingkup permaslahan yang disampaikan Al-Qur'an seputar metafisika jauh lebih luas dari apa yang bisa dibuktikan oleh penelitian alam natural. Maka dari itu, pada akhirnya muslimin terpaksa harus memilih jalur lain untuk memahaminya; ada yang melalui suluk dan perjalanan spiritual dan ada juga yang memilih pemikiran rasional.
Saya tidak mengerti! Apa yang bisa dikatakan oleh mereka yang beranggapan bahwa Al-Qur'an hanya membuka pintu penelitian alam natural dalam masalah ketuhanan, berkisar tentang beragam masalah yang disampaikan Al-Qur'an yang merupakan salah satu keistimewaan Al-Qur'an dibanding dengan kitab-kitab suci langit lainnya?
Motifator dan inspirator Amirul Mukminin as untuk mengutarakan pembahasan seperti ini adalah penafsiran Al-Qur'an itu sendiri. Jika tidak ada Ali as, maka mungkin untuk selamanya ajaran-ajaran rasional Al-Qur'an ini tinggal tanpa tafsir dan penjelasan yang benar. Mengingat sedikit banyak nilai pembahasan ini sudah terbukti, maka pada artikel berikutnya kita akan membawakan beberapa contoh dari Nahjul Balâghah tentang masalah ketuhanan dan metafis